Diskriminasi
Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islambagi Anak Tunagrahita di SLB Negeri 2 JenepontoPutri Nurintan Aprilia**Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri MakassarEmail: apriliaputrinurintan@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to describe 1) How the implementation of the 2013 Curriculum in Islamic Religious Education Learning for Children with Disabilities at SLB Negeri 2 Jeneponto 2)
Supporting factors for the 2013 Curriculum on Learning Islamic Religious Education for Children with Disabilities in SLB Negeri 2 Jeneponto 3) Inhibiting factors for the 2013 Curriculum in Learning Islamic religious education for mentally retarded children at SLB Negeri 2 Jeneponto 4) strategies used by educators in learning Islamic education for children with mental retardation at special school 2 Jeneponto. The method used is a
case study method. The data analysis technique used is descriptive-analytical technique. The results showed that the implementation of the 2013 curriculum for learning Islamic
religious education for mentally retarded children at SLB Negeri 2 Jeneponto was not entirely in accordance with the standards in the 2013 curriculum. The priority of graduate competency is attitudes and skills while the mastery of knowledge is not
emphasized. Standard content, the material is simplified by the level of disability of students. Standard process, the learning process is carried out offline at home complying
with health protocols. Assessment standards are daily tests, midterm tests, school exams, and assessment of the learning process. The supporting factors are the personal competence of educators, facilities and infrastructure. The inhibiting factor is the ability of mentally retarded students, facilities and infrastructure, the role of parents and. The strategy used by educators is direct learning strategy.
Keywords: curriculum implementation 2013, Islamic religious education, mentally retarded children
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendekripsikan 1) Bagaimana implementasi Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak Tunagrahita di SLB Negeri
2 Jeneponto 2) Faktor pendukung Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak Tunagrahita di SLB Negeri 2 Jeneponto 3) Faktor penghambat Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak Tunagrahita di SLB Negeri 2 Jeneponto 4) strategi yang digunakan oleh Pendidik pada Pembelajaran
PAI bagi Anak Tunagrahita di SLB Negeri 2 Jeneponto. Metode yang digunakan merupakan metode studi kasus. Teknik analisis data yang digunakan teknik deskriptifanalitis.Hasil penelitian menunjukkan implementasi kurikulum 2013 pembelajaran
Pendidikan Agama Islam bagi anak tunagrahita di SLB Negeri 2 Jeneponto tidak seluruhnya sesuai standar dalam kurikulum 2013 standar kompetensi lulusan yang diutamakan adalah sikap dan keterampilan sedangkan penguasaan pengetahuan tidak
ditekankan. Standar isi, materi disederhanakan dengan level ketunaan peserta didik. Standar proses, proses pembelajaran dilaksanakan luring di rumah mematuhi protokol
kesehatan. Standar penilaian yaitu ulangan harian, ulangan tengah semester, sekolah, dan penilaian proses pembelajaran. Faktor pendukungnya yaitu kompetensi personal pendidik, sarana dan prasarana. Faktor penghambatnya adalah kemampuan peserta didik tunagrahita, sarana dan prasarana, peran orang tua dan. Strategi yang digunakan pendidik yaitu strategi pembelajaran langsung.
Kata Kunci: Implementasi Kurikulum 2013, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, AnakTunagrahita
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan pengalaman belajar
seseorang sepanjang hidup yang dilakukan
secara sadar untuk meningkatkan kemampuan,
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan
tertentu. Menurut Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I
Pasal 1 Ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, berakhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Fajri (2021) menyatakan kurikulum
merupakan suatu rencana yang digunakan
sebagai pedoman dalam tercapainya tujuan
pendidikan. Kurikulum sebagai suatu rancangan
dalam pendidikan memilki posisi yang strategis,
karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara
kepada kurikulum. Pendidikan di Indonesia
sekarang ini semakin pesat hal ini ditandai
dengan berubahnya kurikulum 2013 di sekolah.
Neolaka, dkk (2016) menyatakan kurikulum
2013 merupakan kurikulum yang dikembangkan
kurikulum sebelumnya yang dirancangkan secara
menyeluruh, integritas, dan dinamis sehingga
menjadikan warga Indonesia yang berkarakter,
kritis serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Aladin dan Kurnia (2019) menyatakan
Pendidikan Agama Islam merupakan suatu
program pendidikan yang menanamkan nilainilai ajaran islam dalam kegiatan pembelajaran
untuk membina peserta didik agar senantiasa
dapat mengamalkan ajaran agama islam dalam
kehidupannya. Penerapan kurikulum 2013 juga
telah diterapkan di Sekolah Luar Biasa (SLB).
Somantri (2007) menyatakan SLB merupakan
layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan
khusus (ABK) mempunyai karakteristik khusus
seperti tunagrahita, tunarungu, tunanetra, dan
Autis yang akan bergabung dalam satu kelompok
belajar. Diantara seluruh jenis anak berkebutuhan
khusus yang pasti mengalami IQ di bawah rata-rata adalah anak tunagrahita.
Indonesia pada saat ini telah melaksanakan
kurikulum 2013 baik di sekolah reguler maupun
di sekolah SLB yang mana anak tersebut mereka
memerlukan perlakuan khusus dalam
pembelajaran, sementara pada kurikulum 2013
menekankan aspek pengetahuan sikap,
pengetahuan dan keterampilan menurut data
observasi awal pada pembelajaran pendidikan
agama islam pada aspek pengetahuan untuk anak
tunagrahita sangat sulit untuk dicapai hal ini
dapat dilihat pada saat pendidik mengajar peserta
didik harus menjelaskan materi secara berulangulang sehingga alokasi RPP yang diberikan
melewati batas waktu yang ditentukan selain itu
sarana dan prasana juga belum memadai seperti
belum tersedianya buku PAI sehingga pendidik
harus mencari buku dari berbagai jenjang dan
internet selain itu sarana dan prasana kelas juga
sangat kurang pada jenjang SMPLB hanya
terdapat satu kelas dibatasi dengan sekat hal ini
menimbulkan siswa tidak bisa fokus hal ini
menimbulkan sering keluar masuk kelas, tidak
bisa diam seperti bernyanyi, berlari dan suka
menjahili teman-teman di ruangan kelas
sehingga pendidik dituntut memiliki kesabaran
yang tinggi dalam menghadapi peserta didik
tunagrahita.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
permasalahan penelitian adalah; 1) Bagaimana
implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam bagi Anak Tunagrahita
di SLB Negeri 2 Jeneponto?, 2) Apa saja faktor
pendukung implementasi kurikulum 2013 pada
proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam
bagi anak Tunagrahita di SLB Negeri 2
Jeneponto?, 3) Apa saja faktor penghambat
implementasi Kurikulum 2013 pada proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi
anak Tunagrahita di SLB Negeri 2 Jeneponto?,
Putri Nurintan Aprilia | Implementasi Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Agama Islam 75
Di SLB Negeri 2 Jeneponto
(4) Strategi apa yang digunakan oleh pendidik
PAI bagi anak tunagrahita di SLB Negeri 2
Jeneponto?
Tujuan Penelitian ini adalah :1)
Mendeskripsikan implementasi kurikulum 2013
pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam
bagi Anak tunagrahita di SLB Negeri 2
Jeneponto, 2) Mendeskripsikan faktor
pendukung implementasi kurikulum 2013 pada
proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam
bagi anak tunagrahita di SLB Negeri 2
Jeneponto, 3) Mendeskripsikan faktor- faktor
penghambat implementasi kurikulum 2013 pada
proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam
bagi anak tunagrahita di SLB Negeri 2
Jeneponto. (4) Strategi yang digunakan oleh
pendidik PAI bagi anak tunagrahita di SLB
Negeri 2 Jeneponto?
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kualitatatif dan jenis penelitian yang
digunakan pada penelitian ini yaitu deskripstif
sederhana serta menggunakan metode studi
kasus. Hadjar (1999) menyatakan penelitian
deskripstif sederhana merupakan jenis penelitian
yang hanya sekedar melaksanakan pengukuran
terhadap kenyataan sebagaimana adanya, tanpa
melakukan manipulasi perlakuan atau subjek.”.
Fokus dalam penelitian ini adalah: 1)
Implementasi kurikulum 2013 pada
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Anak
Tunagrahita di SLB Negeri Jeneponto 2) Faktor
pendukung dan penghambat implementasi
kurikulum 2013 pada pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SLB Negeri 2 Jeneponto. 3)
Strategi yang digunakan oleh pendidik pada saat
pembelajaran. Pendidikan Agama Islam di SLB
Negeri 2 Jeneponto Kabupaten Jeneponto.
Subjek penelitian ini yaitu Kepala Sekolah,
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum,
pendidik Pendidikan Agama Islam, peserta didik
tunagrahita kelas VII serta orang tua peserta
didik SLB Negeri 2 Jeneponto. Penelitian ini
dilaksanakan di SLB Negeri 2 Jeneponto
Provinsi Sulawesi Selatan. Tehik pegumpulan
data merupakan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik
deskriptif-analitis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Gambaran Implementasi Kurikulum 2013
pada pembelajaran PAI di SLB Negeri 2
Jeneponto.
a. Standar Kompetensi Kelulusan
Pelaksanaan kurikulum Negeri 2
Jeneponto dalam hal pencapaian standar
kompetensi lulusan telah menerapkan aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Namun
hasil penelitian standar kompetensi lulusan pada
pelajaran PAI pada peserta didik tunagrahita
belum berjalan secara maksimal.
Pada aspek kompetensi sikap dan keterampilan dapat
diterapkan dengan baik hal ini dilihat dari
perilaku peserta didik yang dapat berkomunikasi
atau bersosialisasi dengan baik terhadap temantemannya dan dapat mampu menerapkan tata
cara berwudhu dan sholat serta dapat
menerapkan sikap yang terkandung dalam materi
surah yang telah diajarkan.
Pada aspek pengetahuan pada anak tunagrahita kognitif)
sangat sulit dicapai. Hal ini dikarenakan
keterbatasan anak tunagrahita dalam menerima
materi pelajaran pemberian materi tidak begitu
ditekankan. Pemberian akademik sebanyak 30
persen dan sisanya keterampilan karena
menyesuaikan kondisi mereka.
b. Standar isi
SLB Negeri 2 Jeneponto pada mata
pelajaran PAI melaksanakan kurikulum 2013
dengan bahan ajar, strategi pembelajaran, serta
media pembelajaran yang telah dirancang setiap
tahunnya. Bahan ajar PAI untuk anak tunagrahita
pendidik mengambil materi dibuku paket reguler
anak normal dikarenakan buku PAI khusus untuk
peserta ABK belum disediakan oleh pemerintah
sehingga, pendidik menyesuaikan materi dengan
kemampuan peserta didik atau level ketunaan
peserta didik lalu materi tersebut lebih
disederhanakan.
Pendidik melihat bagaimana
kemampuan atau karakteristik peserta didik
misalnya buku paket reguler yang dipilih oleh
pendidik untuk peserta didik kelas VII
tunagrahita ringan yaitu buku paket reguler kelas
III dan IV SD dikarenakan kemampuan peserta
didik tunagrahita sesuai dengan buku tersebut.
Media yang berikan berupa gambar dan al-quran
sesuai dengan materi yang diajarkan.
c. Standar Proses
Standar proses di SLB Negeri 2 Jeneponto
diawali dengan disusunnya suatu rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan silabus.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan
implementasi dari RPP, yang meliputi kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup.
Proses pembelajaran PAI dilaksanakan secara luring di
rumah peserta didik dengan mematuhi protokol
kesehatan COVID-19. Pembelajaran online tidak
efektif untuk peserta didik tunagrahita
dikarenakan keterbasan kemampuan peserta
didik. RPP yang digunakan pada saat
pembelajaran yaitu RPP BDR. Berdasarkan hasil
temuan Pelaksanaan standar proses pada mata
pelajaran PAI belum terlaksana secara maksimal.
Hal ini dikarenakan kendala pada kegiatan inti
yang menyebabkan alokasi waktu tidak sesuai
dengan RPP yang telah di susun oleh pendidik.
d. Standar Penilaian
Pelaksanaan standar penilaian pada
Pendidikan Agama Islam bagi peserta didik
tunagrahita jenjang SMPLB mencakup ulangan
harian, Mid semester, UAS serta penialain
otentik.
2. Faktor Pendukung Implementasi
Kurikulum 2013 pada Pembelajaran PAI
bagi Anak Tunagrahita di SLB Negeri 2
Jeneponto.
a. Kompetensi personal pendidik dan sarana
prasarana masjid.
Kompetensi pendidik yang dimaksud yaitu
kesabaran pendidik dalam menghadapi peserta
didik tunagrahita pada saat pembelajaran
berlangsung. Pada saat pembelajaran
berlangsung pendidik sangat sabar dalam
menghadapi emosi peserta didik tunagrahita
ketika peserta didik tersebut tidak ingin belajar,
merasa bosan dan capek. Pendidik juga sangat
sabar saat mengajarkan materi secara berulangulang kepada peserta didik meskipun hasil
pemahaman tidak maksimal.
b. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana sekolah yang
mendukung implementasi kurikulum 2013 yaitu
masjid. Masjid di SLB Negeri 2 Jeneponto
menyediakan mukenah, al-quran, iqra dan
sajadah sehingga jika ada pembelajaran yang
bersifat praktek dapat dilaksanakan di masjid.
Peserta didik di SLB Negeri 2 Jeneponto
biasanya melakukan sholat dhuha di pagi hari
bersama para pendidik dan Kepala sekolah.
3. Faktor penghambat Implementasi
Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam bagi Anak
Tunagrahita
a. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana di SLB Negeri 2
Jeneponto yang belum terpenuhi yaitu ruangan
kelas. Pada jenjang SMP hanya memilki 1
ruangan kelas, ruangan ini digunakan untuk kelas
VII,VII dan XI yang dibatasi dengan sekat
tripleks sehingga pada saat pembelajaran peserta
didik kelas VII,VIII dan XI tergabung dalam satu
kelas. Hal ini menimbulkan peserta didik tidak
fokus kadangkala peserta didik iseng pergi ke
kelas lain untuk menjahili peserta didik lainnya.
Selain itu pihak sekolah juga belum
menyediakan LCD diruangan kelas sehingga
pendidik tidak dapat menggunakan media video
atau film.
b. Keterbatasan Buku PAI sebagai Sumber
Belajar
Buku PAI untuk anak ABK belum
disediakan oleh pemeritah sehingga pendidik
PAI mencari berbagai sumber buku dari berbagai
jenjang dan literature internet.
c. Kemampuan Peserta Didik
Peserta didik tunagrahita pada saat
pemberian materi sangat susah. Mereka mudah
lupa dengan apa yang diajarkan pendidik,
Konsentrasi mereka juga tidak dapat bertahan
lama. Hal ini memungkinkan ketinggalan peserta
didik dalam memahami apa yang diajarkan oleh
pendidik PAI sehingga pembelajaran akan
diulang berkali-kali dan memakan banyak waktu.
d. Peran Orang Tua
Pelaksanaan Pembelajaran luring terdapat
kendala pada peran orang tua ada beberapa orang
tua peserta didik yang belum terlibat aktif dalam
pembelajaran karena memiliki urusan di luar
kota sehingga sehingga pembelajaran luring di
rumah tidak dapat dilaksanakan secara optimal.
Padahal peran orang tua sangat penting dalam
pembelajaran anak berkebutuhan khusus.
4. Strategi Pembelajaran yang digunakan
Pendidik PAI pada Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SLB Negeri 2 Jeneponto
Pendidik PAI SLB Negeri 2 Jeneponto
menggunakan strategi pembelajaran langsung
yang dimana pembelajaran berpusat kepada
pendidik. Dalam strategi ini pendidik memegang
peranan yang sangat dominan. Berdasarkan hasil
observasi peneliti mengetahui bahwa pendidik
melaksanakan langkah-langkah pembelajaran
langsung seperti pada tahap pertama pendidik
mengkomunikasikan tujuan pembelajaran kepada
peserta didik menentukan materi pelajaran yaitu
materi surah An-Nars, memberikan motivasi
terhadap peserta didik agar berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran.
Pada tahap kedua pendidik
menjelaskan materi atau keterampilan unjuk
kerja, pada tahap ketiga pendidik membimbing
peserta didik untuk melafazkan surah An-Nasr
beserta artinya didamdipingi oleh orang tua
peserta didik, pada tahap keempat pendidik
mengevaluasi pemahaman dan kinerja peserta
didik dan memberikan umpan balik sesegera
mungkin dan disampaikan dengan jelas.
Dan pada tahap kelima pendidik menyiapkan latihan
lanjutan pada situasi yang lebih komplek dan
pendidik memberikan tugas kelanjutan dari
proses pembelajaran, dan merupakan persiapan
untuk pertemuan berikutnya.
Namun strategi pembelajaran langsung yang terapkan oleh
pendidik memiliki kendala pada tahap keempat
pada saat pendidik memberikan umpan balik
mengetahui kemampuan belajar peserta didik
dengan pertanyaan yang berkenaan dengan
materi yang diberikan untuk dan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya.
Tetapi realitanya tidak ada reaksi apa-apa dari
peserta didik.
Pembahasan
1. Gambaran Implementasi Kurikulum 2013
pada pembelajaran PAI Bagi Anak
Tunagrahita di SLB Negeri 2 Jeneponto
a. Standar isi
Pelaksanaan kurikulum SLB Negeri 2
Jeneponto dalam hal pencapaian standar
kompetensi lulusan telah menerapkan aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini
sejalan dengan Permendikbud No. 54 tahun
2013 memaparkan yang menyatakan bahwa
standar kompetensi lulusan mencakup
kualifikasi sikap, pengetahuan (kognitif) dan
keterampilan.
b. Standar isi
Pelaksanaan kurikulum SLB Negeri 2
Jeneponto dalam hal pencapaian standar isi
pendidik mengambil materi dibuku paket
reguler anak normal kemudian menyesuaikan
materi dengan kemampuan peserta didik atau
level ketunaan peserta didik. Temuan ini sejalan
dengan teori Mulyasa (2014) penataan standar
isi berkaitan dengan penguatan materi melalui
evaluasi ulang ruang lingkup materi yang
meliputi: mengeliminasi materi yang yang tidak
esensial atau tidak relevan bagi peserta didik,
mempertahankan materi yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dan menambahkan
materi yang dianggap penting dalam
perbandingan internasional.
c. Standar Proses
Pelaksanaan kurikulum SLB Negeri 2
Jeneponto dalam hal pencapaian Pelaksanaan
standar proses kurikulum SLB Negeri 2
Jeneponto dalam hal pencapaian standar proses
di awali dengan menyusun Rpp dan Silabus.
Temuan ini sejalan dengan Permendikbud No. 65
Tahun 2013 yang menyatakan bahwa
“Perencanaan pembelajaran dirancang dalam
bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar
isi.” Perencanaan pembelajaran meliputi
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
dan penyiapan media dan sumber belajar,
perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario
pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP
disesuaikan pendekatan pembelajaran yang
digunakan.
d. Standar Penilaian
Pelaksanaan kurikulum SLB Negeri 2
Jeneponto dalam hal pencapaian pelaksanaan
standar penilaian meliputi ulangan harian, Mid
semester, UAS serta penialain otentik. Hal ini
sejalan dengan teori Permendikbud No 66 tahun
2013 Standar Penilaian Pendidikan merupakan
kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian pendidikan sebagai proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik
mencakup: penilaian otentik, penilaian diri,
penilaian berbasis portofolio, ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,
ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat
kompetensi, ujian nasional, dan ujian
sekolah/madrasah.
2. Faktor Pendukung impelementasi
kurikulum 2013 pada Pembelajaran
PAI bagi Anak Tunagrahita di SLB
Negeri 2 Jeneponto.
a. Kesabaran Personal Pendidik
Kemampuan personal yang dimaksud
merupakan kemampuan personal pendidik.
Pendidik PAI sangat sabar menghadapi peserta
didik tunagrahita pada saat pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan teori Purba (2016) Para pendidik
yang mengajar di SLB harus memiliki kesabaran
dan ketabahan dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pendidik dan pengajar anak-anak yang
mempunyai keterbatasan dan kekurangan baik
fisik maupun mental serta memiliki rasa care
yang tinggi terhadap peserta didiknya.
b. Sarana dan Prasarana
SLB Negeri 2 Jeneponto memiliki sarana
dan prasasarana masjid dengan peralatan ibadah
yang lengkap sehingga peserta didik dapat
melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di dalam masjid. Hal ini sejalan dengan
Peraturan Menteri Agama RI No.16 tahun 2010
tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada
sekolah pasal 24 menyatakan bahwa setiap
sekolah wajib memiliki sarana dan prasarana
sesuai standar nasional pendidikan untuk
penyelenggaraan pendidikan agama yang
meliputi, antara lain, sumber belajar, tempat
ibadah, media pembelajaran, dan perpustakaan.
3. Faktor Penghambat Kurikulum 2013
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
bagi Anak Tunagrahita di SLB Negeri 2
Jeneponto.
a. Sarana dan Prasarana
Kurangnya ruangan kelas membuat proses
pembelajaran terganggu selain itu belum
tersedianya LCD membuat pendidik tidak
bisa menampilkan media video atau film.
Oleh sebab itu sarana dan prasarana sangat
menunjang proses pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan teori Kurniawan (2017)
kegiatan proses belajar mengajar akan
berlangsung efektif jika dilengkapi dengan
sarana dan prasarana yang baik seperti alat
bantu mengajar, laboratorium, aula, lapang
olah raga.
b. Keterbatasan PAI sebagai sumber belajar
Buku paket sebagai sumber belajar akan
sangat membantu komunikasi pendidik dan
peserta didik namun buku paket ABK belum
disediakan oleh pemerintah sehingga
Pendidik di SLB negeri 2 Jeneponto
mengambil materi dari buku paket anak
reguler. Temuan ini bertentangan dengan
Permendikbud No. 187 tahun 2014 tentang
kurikulum pendidikan khusus pasal 14 ayat 2
menyatakan bahwa “pemerintah
dan/pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangan masing-masing wajib
menyediakan sarana dan prasana yang
memenuhi kebutuhan peserta didik sesuai
sesuai dengan kekhususannya bagi satuan
pendidikan penyelenggara pendidikan khusus.
c. Kemampuan Peserta Didik Tunagrahita
Peserta didik tunagrahita SLB negeri 2
Jeneponto melaksanakan kegiatan
pembelajaran secara luring sesuai dengan
protokol kesehatan COVID-19. Hal ini
dikarenakan karena peserta didik sulit untuk
melaksanakan pembelajaran secara online.
Temuan ini sejalan dengan teori Saputri
(2017) anak tunagrahita memiliki kesulitan
untuk berkomukasi dan memusatkan
perhatiannya sehingga dalam pembelajaran
membutuhkan pengendalian khusus berbeda
dengan anak lainnya. Oleh karena itu,
pendidik hendaknya berupaya untuk
membantu menangani kesulitan anak
tunagrahita dalam pembelajaran.
d. Peran Orang tua
Orang tua memberikan peran penting
terhadap kegiatan belajar anak berkebutuhan
khusus dalam lingkungan sekolah dan
memberikan peran terhadap pendidik dalam
menyusun perangkat pembelajaran melalui
hasil asesmen. Peran orang tua murid sangat
penting terhadap implementasi pendidikan
kebutuhan khusus serta bimbingan belajar di
rumah dan juga melanjutkan pelajaran dari
sekolah (Rosyid, 2017).
4. Strategi yang digunakan oleh
Pendidik PAI bagi Anak
Tunagrahita di SLB Negeri 2
Jeneponto.
Pendidik PAI menggunakan strategi
pembelajaran langsung yang dimana pendidik
memiliki peran dominan dalam proses
pembelajaran.Temuan ini sesuai dengan teori
(Harahap dkk, 2017) Strategi Pembelajaran
langsung merupakan pendekatan mengajar
yang disusun khusus untuk membantu proses
belajar peserta didik yang berkaitan dengan
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
prosedural yang terstruktur dengan baik yang
dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
bertahap, selangkah demi selangkah. Adapun
Di SLB Negeri 2 Jeneponto
langkah-langkah strategi pembelajaran
langsung sebagai berikut:
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran
peserta didik dalam hal ini pendidik
berperan menjelaskan tujuan,
menjelaskan materi, dan mempersiapkan
peserta didik.
b. Mendemonstrasikan pengetahuan dan
keterampilan dalam hal ini pendidik
berperan mendemostrasikan keterampila
atau menyajikan informasi tahap demi
tahap
c. Membimbing pelatihan dalam hal ini
pendidik berperan memberi latihan
terbimbing.
d. Mengecek pemahaman dan memberikan
umpan balik dalam hal ini pendidik
berperan mengecek kemampuan
kemampuan peserta didik serta
memberikan umpan balik.
e. Memberikan latihan dan penerapan
konsep dalam hal ini pendidik berperan
memberikan latihan untuk peserta didik
dengan menerapkan konsep yang
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Implementasi Kurikulum 2013 dalam
Pembelajaran PAI bagi Anak Tunagrahita di
SLB Negeri 2 Jeneponto tidak semuanya
sesuai dengan standar dalam kurikulum 2013.
Standar kompetensi kelulusan juga sama
dengan standar yang telah ditetapkan yaitu
meliputi aspek sikap dan keterampilan,
namun untuk pengetahuan tidak dapat
tercapai karena kemampuan peserta didik.
Materi pembelajaran sangat sederhana. Proses
pembelajaran lebih banyak dilakukan secara
luring di rumah peserta didik namun Rpp
yang digunakan yaitu RPP BDR. Penilaian
meliputi ulangan harian, Mid semester, UAS
serta penialain otentik
2. Faktor pendukung implementasi kurikulum
2013 dalam pembelajaran PAI bagi anak
tunagrahita di SLB Negeri 2 Jeneponto yaitu
kompetensi personal pendidik dan sarana dan
prasarana masjid.
3. Faktor penghambat implementasi kurikulum
2013 dalam pembelajaran PAI bagi anak
tunagrahita di SLB Negeri 2 Jeneponto yaitu
peserta didik sulit diberikan materi pelajaran,
sarana dan prasarana belum mencukupi
ruangan kelas, Peran orang tua yang belum
maksimal dalam pembelajaran luring di
rumah, dan buku-buku penunjang PAI belum
disediakan oleh pihak pemerintah.
4. Strategi yang digunakan oleh pendidik PAI
bagi anak tunagrahita yaitu strategi
pembelajaran langsung dimana pendidik lebih
berperan dominant dalam pembelajaran.
Adapun saran agar Lembaga Dinas
Pendidikan khususnya yang melayani
pendidikan khusus agar menyediakan buku
paket Pendidikan Agama Islam, memberikan
bantuan untuk membangun ruangan kelas di
SLB Negeri 2 Jeneponto sehingga peserta
didik dapat belajar diruangan kelas masingmasing serta dapat memberikan media LCD
di setiap kelas agar pendidik dapat
menggunakan media audio visual. Orang tua
hendaknya memberikan kerjasama terhadap
pendidik agar pembelajaran luring
dilaksanakan sesuai jadwal PAI. Peneliti
selanjutnya diharapkan dapat meneliti
pembelajaran PAI untuk anak tunagrahita di
SLB dari substansi manajemen pendidikan
yang lainnya atau tetap pada substansi yang
sama akan tetapi pada latar penelitian yang
berbeda.
DAFTAR RUJUKAN
Aladdiin, H. F. M., & Bagus, A. M. (2019).
Peran Materi Pendidikan Agama Islam di
Sekolah dalam Membentuk Karakter
Kebangsaan. Penelitian Medan Agama,
10(2), 155.
Depdikbud. Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia No.54 Tahun 2013 Tentang
Standar Kompetensi Kelulusan. Jakarta:
Depdikbud
Dedikbud. Undang-undang Dasar Republik
Indonesia No. 187 Tahun 2014 Tentang
Kurikulum Pendidikan Khusus. Jakarta :
Depdikbud
Fajri. (2021). Analisis Kompetensi Pedagogik
dan Profesional Guru Mata Pelajaran
Simulasi dan Komunikasi Digital
(SIKOMDIG) dalam Menerapkan
Kurikulum Nasional di SMK Negeri 1
80
Journal of JETCLC, Volume 1 Nomor 2 April 2021 hal 74-81 3
Takalar. Jetclc 1. 1.
Hajar, Ibnu. 1999. Dasar-Dasar Metodolologi
Kualitatif dalam Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Harahap, M. A., Sinaga, A. I., & Halimah, S.
(2017). Penerapan Strategi Pembelajaran
Langsung dengan Metode Drill untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar dan
Keterampilan Pelaksanaan Ibadah Pokok
Bahasan Pengurusan Janazah di MTs AlMa’shum Rantauprapat Labuhanbatu. EduRiligia: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Dan
Keagamaan, 1(3), 362–368.
Harahap, Abri muhammad.dkk. (2014).
Penerapan Strategi Pembelajaran Langsung
dengan Metode Drill untuk Meningkatkan
Aktivitas Belajar dan Keterampilan
Pelaksanaan Ibadah Pokok Bahasan
Pengurusan Janazah di Mts Al-Ma’shum
Rantauprapat. Jurnal Edu Religia.1(3),354-
268
Kurniawan, N.-. (2018). Pengaruh Standart
Sarana Dan Prasarana Terhadap Efektifitas
Pembelajaran Di Tk Al-Firdaus. Jurnal
Warna : Pendidikan Dan Pembelajaran
Anak Usia Dini, 2(2), 14–26.
Neolaka,F., Manggoa, M., Nenotek, S. A.
(2016). Implementasi Kurikulum 2013 di
SMP Negeri 1 Kupang Tengah
Kabupaten Kupang Ajaran
2013/2014.Jurnal Pendidikan 1(10)2010-
2015
Mulyasa, E,. 2014. Pengembangan dan
Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan
Pendidikan Agama di Sekolah. Jakarta:
Kementrian Agama RI.
Purba, Syahfitri (2016). Studi Identifikasi
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Motivasi Menjadi Guru Sekolah Luar Biasa
Di Kota Medan. Jurnal Diversita,1(2),1-12.
Republik Indonesia. (2003). Undang - Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Presiden Indonesia
Rosyid, Muhammad (2017). Peranan Orang Tua
Anak Tunagrahita dalam Menunjang
Pelaksanaan Pendidikan di Slb-Ac Dharma
Wanita Kab. Sidoarjo. JPK (Jurnal
Pendidikan Khusus), 13(1), 38–48
Saputri, S., Ningsih, E. F., & Widyawati, S.
(2017). Analisis Kesulitan Anak
Tunagrahita Dalam Menyelesaikan Soal
Operasi Penjumlahan Di Sekolah Luar
Biasa (Slb) Harapan Ibu Metro. MaPan,
5(2), 187–200.
Somantri, Sutjihati. 2007. Psikologi Anak Luar
Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode
Penelitian dan Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
https://www.joyinmyworld.com/2021/05/implementasi-kurikulum-2013.html